Unsur Unsur Seni Rupa
Ada beberapa
unsur yang menjadi dasar terbentuknya wujud seni rupa, yaitu : titik, garis,
bidang, bentuk, warna, dan tekstur.
Titik
Titik adalah
unsur seni rupa dua dimensi yang paling dasar (esensial), dari sebuah titik
dapat dikembangkan menjadi garis atau bidang. sebuah gambar dalam bidang gambar
akan berawal dari sebuah titik dan berhenti pada sebuah titik juga.
Garis
Berbagai
Macam Garis
Garis adalah
suatu hasil goresan nyata dan batas limit suatu benda, ruang, rangkaian masa
dan warna. Garis bisa panjang, pendek, tebal, tipis, lurus, melengkung,
berombak, vertikal, horizontal, diagonal, patah-patah, putusputus, dan
sebagainya. Berbagai macam garis tersebut memiliki karateristik yang
berbeda-beda.seperti; keras, kokoh, stabil, lembut, dinamis, gerak, dan masih
banyak lagi. Dengan media garis ini dapat dibuat tulisan, gambar, coretan,
simbol, dan lain-lain, sehingga garis menjadi unsur utama dalam seni rupa.
Bidang
Berbagai
Macam Bidang
Bidang merupakan
suatu area yang dibuat oleh garis, mempunyai dimensi pajang, lebar dan luas
serta mempunyai kedudukan, arah dan dibatasi oleh garis. Bentuk bidang sangat
bervariaisi, dapat geometris, organis, bersudut, tak teratur, dan bulat.
Bidang-bidang yang datar tersebut apabila disusun seolah-olah membentuk kesan
tiga dimensi.
Bentuk
Berbagai
Macam Bentuk Tiga Dimensi
Titik,
garis, atau bidang akan menjadi bentuk apabila terlihat. Sebuah titik betapapun
kecilnya pasti mempunyai raut, ukuran, warna, dan tekstur. Bentuk ada dua
macam, yaitu:
• Bentuk dua
dimensi yang memiliki dimensi panjang dan lebar
• Bentuk tiga dimensi yang memiliki dimensi panjang, lebar, dan tebal/volume.
• Bentuk tiga dimensi yang memiliki dimensi panjang, lebar, dan tebal/volume.
Warna
Warna
merupakan kesan yang ditimbulkan oleh cahaya terhadap mata, oleh karena itu
warna tidak akan terbentuk jika tidak ada cahaya.
Secara umum
warna dapat digolongkan menadi tiga kelompok utama, yaitu:
1). Warna
primer: merah, biru, dan kuning
2). Warna sekunder: warna hasil campuran yang seimbang antara warna primer dengan warna primer.
2). Warna sekunder: warna hasil campuran yang seimbang antara warna primer dengan warna primer.
• warna ungu
(violet) campuran merah dan biru,
• warna orange campuran warna merah dan kuning, dan
• warna hijau campuran warna kuning dan biru.
• warna orange campuran warna merah dan kuning, dan
• warna hijau campuran warna kuning dan biru.
3). Warna
tersier: merupakan hasil campuran warna sekunder dengan warna primer.
• warna
merah ungu campuran warna merah dengan ungu
• warna ungu biru campuran warna ungu dengan biru
• warna hijau biru campuran warna hijau dengan biru
• warna kuning hijau campuran warna kuning dengan hijau
• warna orange kuning campuran warna orange dengan kuning
• warna merah orange campuran warna merah dengan orange
• warna ungu biru campuran warna ungu dengan biru
• warna hijau biru campuran warna hijau dengan biru
• warna kuning hijau campuran warna kuning dengan hijau
• warna orange kuning campuran warna orange dengan kuning
• warna merah orange campuran warna merah dengan orange
Disamping
itu juga dikenal dengan istilah warna komplementer, yaitu dua warna yang
terletak tepat berseberangan atau berhadapan pada garis lurus yang ditarik
melalui titik pusat lingkaran warna.
Beberapa
warna komplementer:
• Warna
merah komplemen dengan warna hijau
• Warna kuning komplemen dengan warna ungu (violet)
• Warna biru komplemen dengan warna orange
• Warna kuning komplemen dengan warna ungu (violet)
• Warna biru komplemen dengan warna orange
Lingkaran
Warna
Lingkaran
Warna
Dari sekian
banyak warna, dapat dibagi dalam beberapa bagian yang sering dinamakan dengan
sistem warna Prang System yang ditemukan oleh Louis Prang pada 1876 meliputi :
a. Hue,
adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan nama dari suatu warna, seperti
merah, biru, hijau dsb.
b. Value, adalah dimensi kedua atau mengenai terang gelapnya warna. Contohnya adalah tingkatan warna dari putih hingga hitam.
c. Intensity, seringkali disebut dengan chroma, adalah dimensi yang berhubungan dengan cerah atau suramnya warna.
b. Value, adalah dimensi kedua atau mengenai terang gelapnya warna. Contohnya adalah tingkatan warna dari putih hingga hitam.
c. Intensity, seringkali disebut dengan chroma, adalah dimensi yang berhubungan dengan cerah atau suramnya warna.
Tekstur
Tekstur adalah
nilai raba dari suatu permukaan baik nyata maupun semu, bisa halus, kasar,
licin, dan sebagainya.
Berdasarkan
hubungannya dengan indera penglihatan, tekstur dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu:
a. Tekstur
nyata, yaitu tekstur yang jika diraba maupun dilihat secara fisik tersa
kasar dan halusnya.
b. Tekstur semu, yaitu tekstur yang tidak memiliki kesan yang sama antara yang dilihat dan diraba. Tekstur semu terjadi karena kesan perspektif dan gelap terang.
b. Tekstur semu, yaitu tekstur yang tidak memiliki kesan yang sama antara yang dilihat dan diraba. Tekstur semu terjadi karena kesan perspektif dan gelap terang.
Berbagai
Jenis Tekstur
Berbagai
Jenis Tekstur
Berbagai
Macam Tekstur
Prinsip penyusunan unsur seni
rupa
Beberapa
prinsip (Azas) dalam mengolah seni rupa dasar secara umum adalah sebagai
berikut:
• Kesatuan
(unity)
Merupakan paduan dari berbagai unsur seni rupa yang membentuk suatu konsep sehingga memberikan kesan satu bentuk yang utuh.
Merupakan paduan dari berbagai unsur seni rupa yang membentuk suatu konsep sehingga memberikan kesan satu bentuk yang utuh.
• Simetri
(symetry)
Menggambarkan dua atau lebih unsur yang sama dalam suatu susunan yang diletakkan sejajar atau unsur-unsur di bagian kiri sama dengan bagian kanan.
Menggambarkan dua atau lebih unsur yang sama dalam suatu susunan yang diletakkan sejajar atau unsur-unsur di bagian kiri sama dengan bagian kanan.
•
Irama,(rhythm)
Merupakan suatu pengulangan unsur-unsur seni rupa (garis, bentuk, atau warna) secara berulang (terus menerus), teratur, dan dinamis.
Merupakan suatu pengulangan unsur-unsur seni rupa (garis, bentuk, atau warna) secara berulang (terus menerus), teratur, dan dinamis.
•
Keseimbangan (balance)
Merupakan penempatan unsur-unsur seni rupa ( warna, bidang, bentuk) dalam suatu bidang baik secara teratur maupun acak. Keseimbangan dapat diwujudkan melalaui penyusunan unsur seni rupa yang simetris maupun asimetris. Keseimbangan memberikan tekanan pada stabilitas.
Merupakan penempatan unsur-unsur seni rupa ( warna, bidang, bentuk) dalam suatu bidang baik secara teratur maupun acak. Keseimbangan dapat diwujudkan melalaui penyusunan unsur seni rupa yang simetris maupun asimetris. Keseimbangan memberikan tekanan pada stabilitas.
• Harmoni
(harmony)
Merupakan keselarasan paduan unsur-unsur seni rupa yang berdampingan, sedang hal sebaliknya (bertentangan) disebut kontras. Harmoni terbentuk karena adanya unsure keseimbanganm keteraturan, kesatuan, dan keterpaduan yang masing-masing saling mengisi.
Merupakan keselarasan paduan unsur-unsur seni rupa yang berdampingan, sedang hal sebaliknya (bertentangan) disebut kontras. Harmoni terbentuk karena adanya unsure keseimbanganm keteraturan, kesatuan, dan keterpaduan yang masing-masing saling mengisi.
Unsur-unsur dasar karya seni rupa adalah unsur-unsur yang digunakan untuk mewujudkan sebuah karya seni rupa. Unsur-unsur ini diantaranya antara lain adalah titik, garis, bidang, bentuk, ruang, warna, tekstur, dan gelap terang.
1. Titik
Titik adalah unsur seni rupa yang paling dasar. Titik dapat melahirkan suatu wujud dari ide-ide atau gagasan yang kemudian akan melahirkan garis, bentuk, atau bidang. Teknik lukisan yang menggunakan kombinasi berbagai variasi ukuran dan warna titik dikenal dengan sebutan Pointilisme.
2. Garis
Menurut jenisnya, garis dapat dibedakan menjadi garis lurus, lengkung, panjang, pendek, horizontal, vertikal, diagonal, berombak, putus-putus, patah-patah, spiral dan Iain-Iain. Kesan yang ditimbulkan dari macam-macam garis dapat berbeda-beda, misalnya garis lurus berkesan tegak dan keras, garis lengkung berkesan lembut dan lentur, garis patah-patah berkesan kaku, dan garis spiral berkesan lentur.
Sedangkan menurut wujudnya garis dapat dibedakan menjadi:
a. Garis nyata, merupakan garis yang dihasilkan dari coretan atau goresan lengkung.
b. Garis semu, merupakan garis yang muncul karena adanya kesan balance pada bidang, warna atau ruang.
3. Bidang
Bidang merupakan pengembangan garis yang membatasi suatu bentuk sehingga membentuk bidang yang melingkupi dari beberapa sisi. Bidang mempunyai sisi panjang dan lebar, serta memiliki ukuran.
4. Bentuk
Bentuk juga dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu:
a. Bentuk geometris
Bentuk geometris merupakan bentuk yang terdapat pada ilmu ukur meliputi:
1. Bentuk kubistis, contohnya kubus dan balok.
2. Bentuk silindris, contohnya tabung, kerucut, dan bola.
b. Bentuk non geometris
Bentuk non geometris berupa bentuk yang meniru bentuk alam, misalnya manusia, tumbuhan, dan hewan.
5. Ruang
Ruang dapat digolongkan menjadi dua, yaitu: Ruang dalam bentuk nyata, misalnya ruangan pada kamar, ruangan pada patung. Ruang dalam bentuk khayalan (ilusi), misalnya ruangan yang terkesan dari sebuah lukisan.
6. Warna
Kesan yang timbul oleh pantulan cahaya pada mata disebut warna. Warna dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
a. Warna pokok atau primer, yaitu warna yang tidak berasal dari warna apapun, meliputi warna merah, kuning, dan biru.
b. Warna sekunder merupakan campuran dari warna primer.
Contoh:
merah + kuning : jingga
biru + kuning : hijau
merah + biru : ungu
c. Warna tersier merupakan hasil campuran antara warna primer dan warna sekunder.
Contoh:
kuning + hijau : kuning kehijau-hijauan
biru + ungu : ungu kebiruan
jingga + merah : jingga kemerahan
Selain jenis-jenis warna di atas terdapat pula warna netral, yaitu warna putih dan hitam.
7. Tekstur
Tekstur adalah sifat dan keadaan suatu permukaan bidang atau permukaan benda pada sebuah karya seni rupa. Setiap benda mempunyai sifat permukaan yang berbeda. Tekstur dibedakan menjadi tekstur nyata dan tekstur semu.Tekstur nyata adalah nilai raba yang sama antara penglihatan dan rabaan. Sedangkan tekstur semu adalah kesan yang berbeda antara penglihatan dan perabaan.
8. Gelap Terang
Suatu objek bisa memiliki intensitas cahaya yang berbeda pada setiap bagiannya. Demikian pula pada karya seni rupa. Seperti lukisan pemandangan alam. Adanya perbedaan intensitas cahaya akan menimbulkan kesan mendalam.
B. Prinsip-prinsip Seni Rupa
Terdapat beberapa prinsip dalam menyusun komposisi suatu bentuk karya seni rupa, yaitu:
1. Kesatuan (unity)
Kesatuan adalah pertautan bagian-bagian dalam sebuah karya seni rupa. Kesatuan merupakan prinsip yang utama di mana unsur-unsur seni rupa saling menunjang satu sama lain dalam membentuk komposisi yang bagus dan serasi. Untuk menyusun satu kesatuan setiap unsur tidak harus sama dan seragam, tetapi unsur-unsur dapat berbeda atau bervariasi sehingga menjadi susunan yang memiliki kesatuan.
2. Keselarasan (harmony)
Keselarasan adalah hubungan kedekatan unsur-unsur yang berbeda baik bentuk maupun warna untuk menciptakan keselarasan.
3. Penekanan (kontras)
Penekanan adalah kesan yang diperoleh karena adanya dua unsur yang berlawanan.Perbedaan yang mencolok pada warna, bentuk, dan ukuran akan memberikan kesan yang tidak monoton.
4 Irama (rhytm)
Irama adalah pengulangan satu atau beberapa unsur secara teratur dan terus-menerus. Susunan atau perulangan dari unsur-unsur rupa yang diatur, berupa susunan garis, susunan bentuk atau susunan variasi warna. Perulangan unsur yang bentuk dan peletakannya sama akan terasa statis, sedangkan susunan yang diletakkan bervariasi pada ukuran, warna, tekstur, dan jarak akan mendapatkan susunan dengan irama yang harmonis.
5. Gradasi
Gradasi adalah penyusunan warna berdasarkan tingkat perpaduan berbagai warna secara berangsur-angsur.
6. Proporsi
Proporsi atau kesebandingan yaitu membandingkan bagian-bagian satu dengan bagian lainnya secara
keseluruhan. Misalnya membandingkan ukuran tubuh dengan kepala, ukuran objek dengan ukuran latar, dan kesesuaian ukuran objek satu dengan objek lainnya yang dekat maupun yang jauh letaknya.
7. Keserasian
Keserasian merupakan prinsip yang digunakan untuk menyatukan unsur-unsur rupa walaupun
berasal dari berbagai bentuk yang berbeda. Tujuan keserasian adalah menciptakan keselarasan dan
keharmonisan dari unsur-unsur yang berbeda.
8. Komposisi
Komposisi adalah menyusun unsur-unsur rupa dengan mengorganisasikannya menjadi susunan yang bagus, teratur, dan serasi.
9. Keseimbangan (balance)
Keseimbangan adalah kesan yang didapat dari suatu susunan yang diatur sedemikian rupa sehingga terdapat daya tarik yang sama pada tiap-tiap sisi susunan.
10. Aksentuasi
Aksentuasi adalah unsur yang sangat menonjol atau berbeda dengan unsur-unsur yang ada di sekitamya.
Seni rupa merupakan salah satu cabang seni yang bentuk karyanya dinikamati
dengan indera penglihatan dan rabaan. Oleh karena itulah, seni rupa dalam
bahasa Inggris disebut visual art. Artinya karya seni yang dapat dilihat,
memiliki wujud yang nyata (kasat mata).
Sebagai salah satu cabang seni, karya seni rupa memiliki beberapa elemen
yang membentuknya, bagaimanapun sederhananya karya tersebut. Elemen-elemen pembentuk
tersebut dalam dunia seni rupa disebut dengan unsur rupa.. Unsur unsur tersebut
meliputi:
1. Garis
Garis merupakan deretan titik yang menyambung dengan kerapatan tertentu,
atau dpat pula berupa dua buah titik yang dihubungkan. Garis memiliki sifat
memanjang dan memiliki arah tertentu. Walaupun memiliki unsur ketebalan, namun
sifat yang paling menonjol adalah dimensi panjangnya. Dari bentuknya, garis
dibedakan atas garis lurus, garis lengkung, dan garis patah (zig zag). Garis
juga memiliki karakter tertentu tergantung pada media, teknik, dan tempat
membuatnya.
Beberapa
jenis dan karakter garis
2. Bidang / Bentuk
Bidang merupakan unsur rupa yang memiliki dimensi panjang dan lebar,
sedangkan bentuk memiliki dimensi panjang, lebar, dan tinggi. Atau dengan kata
lain bidang bersifat pipih, sedangkan bentuk memiliki isi atau volume.
Dari bentuknya bidang maupun bentuk terdiri dari beberapa macam, yakni;
bidang geometris, bidang biomorfis (organis), bidang bersudut, dan bidang tak
beraturan. Bidang dapat terbentuk karena kedua ujung garis yang bertemu,
atau dapat pula terjadi karena sapuan warna.
3. Tekstur
Tekstur merupakan sifat permukaan sebuah benda. Sifat permukaan dapat
berkesan halus, kasar, kusam, mengkilap, licin, berpori dan sebagainya. Kesan-kesan
tersebut dapat dirasakan melalui penglihatan dan rabaan. Oleh karena itu
terdapat dua jenis tekstur, yaitu tekstur nyata,yaitu sifat permukaan yang
menunjukkan kesan sebenarnya antara penglihatan mata dan rabaan, dan tekstur
semu (maya), yaitu kesan permukaan benda yang antara penglihatan dan rabaan
dapat berbeda kesannya.
4. Warna
Secara teori
warna dapat dipelajari melalui dua pendekatan, yaitu teori warna berdasarkan
cahaya (dipelopori Isac Newton), dan teori warna berdasarkan pigmen warna
(Goethe) Teori warna berdasarkan cahaya dapat dilihat melalui tujuh spectrum
warna dalam ilmu Fisika seperti halnya warna pelangi. Untuk kepentingan
pembelajaran seni rupa, artikel ini membahas teori warna berdasarkan pigmen,
yakni butiran halus pada warna. Beberapa istilah yang perlu diketahui dalam
teori warna pigmen diantaranya; 1) .Warna Primer, yakni warna dasar atau warna
pokok yang tidak dapat diperoleh dari campuran warna lain. Warna primer terdiri
dari merah, kuning, dan biru, 2). Warna Sekunder, yaitu warna yang diperoleh
dari campuran kedua warna primer, misalnya warna ungu, oranye (jingga) , dan
hijau, 3). Warna Tersier, yakni warna yang merupakan hasil percampuran kedua
warna sekunder, 4). Warna analogus, yaitu deretan warna yang letaknya berdampingan
dalam lingkaran warna, misalnya deretan dari warna ungu menuju warna merah,
deretan warna hijau menuju warna kuning, dan lain-lain, 5). Warna komplementer,
yakni warna kontras yang letaknya berseberangan dalam lingkaran warna,
misalnya, kuning dengan ungu, merah dengan hijau, dan lain-lain.
5. Gelap Terang
Dalam karya seni rupa dua dimensi gelap terang dapat berfungsi untuk
beberapa hal, antara lain: menggambarkan benda menjadi berkesan tiga dimensi,
menyatakan kesan ruang atau kedalaman, dan memberi perbedaan (kontras). Gelap
terang dalam karya seni rupa dapat terjadi karena intensitas (daya pancar)
warna, dapat pula terjadi karena percampuran warna hitam dan putih.
6. Ruang (kedalaman)
Ruang dalam karya tiga dimensi dapat dirasakan langsung oleh pengamat
seperti halnya ruangan dalam rumah, ruang kelas, dan sebaginya. Dalam karya dua
dimensi ruang dapat mengacu pada luas bidang gambar. Unsur ruang atau kedalaman
pada karya dua dimensi bersifat semu (maya) karena diperoleh melalui kesan penggambaran
yang pipih, datar, menjorok, cembung, jauh dekat dan sebagainya. Oleh karena
itu dalam karya dua dimensi kesan ruang atau kedalaman dapat ditempuh melelui
beberapa cara, diantaranya: 1). Melalui penggambaran gempal, 2). Penggunaan
perspektif, 3). Peralihan warna, gelap terang, dan tekstur, 4). Pergantian
ukuran, 5). Penggambaran bidang bertindih, 6). Pergantian tampak bidang, 7).
Pelengkungan atau pembelokan bidang, dan 8). Penambahan bayang-bayang.
Komposisi pada dasarnya sama dengan Prinsip Seni. Di dalamnya membahas
tentang bagaimana mengatur, menata, atau mengorganisasikan unsur-unsur rupa
agar karya seni yang dibuat menjadi enak dipandang. Komposisi ialah susunan
unsur-unsur yang dapat memancarkan kesan kesatupaduan, irama, dan keseimbangan dalam
suatu karya sehingga karya itu terasa utuh, jelas, dan memikat. Paduan
unsur-unsur yang berdampingan akan menimbulkan kesan selaras atau pertentangan.
Apabila kita perhatikan paduan unsur yang berdampingan dari satu ke yang lain,
maka kesan selaras dan bertentangan itu akan silih berganti dan bervariasi
sehingga menimbulkan kesan rangkaian gerak. Keselarasan paduan unsur yang
berdampingan disebut harmoni, sedang kesan pertentangan paduan unsur disebut
kontras. Rangkaian harmoni dan kontras dalam komposisi disebut irama atau
ritme.
Komposisi sama halnya dengan suatu masakan, dapat terasa hambar, enak, atau
sedap. Komposisi akan terasa hambar kalau iramanya tidak menentu. Komposisi
akan terasa enak jika iramanya jelas, dan mempunyai pusat perhatian (fokus).
Komposisi akan terasa sedap kalau iramanya bervariasi dan mempunyai
keseimbangan yang dinamis, sehingga tidak membosankan. Komposisi yang demikian
akan terasa lebih hidup.
Untuk mencapai kesatuan dalam sebuah komposisi masing-masing unsur harus ”ditakar”,
sehingga perbandingan masing-masing unsur itu sedah tertentu. Dalam komposisi,
perbandingan antar unsur atau antar bagian disebut proporsi.
Untuk mencapai komposisi yang baik kadang-kadang diperlukan sebuah
penambahan agar susnannya memiliki kekuatan tersendiri. Penambahan tersebut
dalam komposisi sering disebut dengan istilah aksen. Kehadiran aksen aka
menimbulkan daya tarik yang lebih besar ke arah bagian yang diberi aksen itu.
Apabila dalam komposisi hanya diletakkan satu saja aksen yang kuat, maka bagian
itu akan menjadi centre of interest atau pusat perhatian.
Pola komposisi ada beberapa macam, yaitu: simetri, asimetri, dan
bebas/informal.
Jika kita cermati uraian di atas, maka terdapat beberapa Prinsip Seni yang
dapat kita tarik satu persatu, diantaranya adalah:
1. Kesatuan (Unity)
Kesatuan merupakan paduan unsur-unsur rupa yang antara unsur satu dengan
yang lain saling menunjukkan adanya hubungan atau keterkaitan, dengan kata lain
tidak terpisah-pisah atau berdiri sendiri. Agar sebuah
karya seni menjadi enak dipandang maka syarat utamanya adalah memiliki
kesatuan. Dalam prinsip kesatuan inilah sebenarnya memuat pula prinsip-prinsip
yang lain. Kesatuan akan terwujud jika di dalamnya terdapat keserasian,
keseimbangan, irama, dan fokus perhatian.
2. Keseimbangan (Balance)
Keseimbangan merupakan prinsip pengaturan unsur rupa dengan memperhatikan
bobot visual yang tidak berat sebelah atau timpang. Pengaturan unsur yang
timpang mengakibatkan perasaan tidak nyaman bagi orang yang melihatnya. Terdapat
dua macam keseimbangan, yaitu simetris dan asimetris. Keseimbangan simetris
adalah pengaturan unsur yang sama bentuk dan jumlahnya. Sedangkan keseimbangan
asimetris adalah pengaturan unsur yang antar bagiannya tidak sama bentuk dan
jumlahnya tetapi menunjukkan kesan bobot visual yang sama.
3. Keserasian (Harmony)
Keserasian merupakan perpaduan unsur rupa yang selaras atau hubungan yang
tidak bertentangan antara bagian satu dengan bagian lainnya. Keserasian dapat
terbentuk karena pengaturan unsur yang memiliki kedekatan bentuk (kemiripan),
perpaduan warna, maupun unsur peran (fungsi).
4. Irama (Rhytm)
Pengulangan unsur-unsur rupa dalam sebuah tatanan akan menimbulkan kesan
gerak bagi orang yang melihatnya. Kesan gerak inilah yang disebut irama. Terdapat
beberapa jenis irama, diantaranya; irama repetitif, yaitu kesan gerak yang
ditimbulkan dari pengaturan unsur yang monoton (sama) baik ukuran, warna maupun
jaraknya. Iramaalternatif merupakan kesan gerak yang muncul karena pengaturan
unsur yang berselang seling baik bentuk, ukuran, maupun warnanya. Irama yang
lain adalah irama progresif, yakni kesan gerak yang menunjukkan adanya
perubahan dari unsur-unsurnya, misalnya perubahan dari besar menuju kecil,
pendek menuju ke panjang, tebal ke tipis, atau bisa juga perubahan dari satu
warna ke warna lain.
5. Kesebandingan (Proportion)
Kesebandingan atau lebih dikenal dengan sebutan proporsi adalah
perbandingan ukuran unsur-unsurnya, baik perbandingan antar bagian maupun
antara bagian terhadap keseluruhan. Pengaturan besar kecilnya bagian merupakan
prinsip yang erat kaitannya dengan keseimbangan. Orang-orang pada zaman Yunani
meyakini sebuah pendekatan menggunakan proporsi yang dianggap ideal dan
memiliki keindahan yang agung, yang dikenal sebagai Golden Ratio atau Golden
section.
6. Fokus Perhatian (Centre of interest)
Fokus perhatian sering disebut pula dengan dominasi. Dalam tatanan sebuah
karya seni rupa selalu diupayakan terdapat satu bagian yang lebih menonjol dari
bagian lainnya artinya terdapat satu bagian yang mencuri perhatian
pengamat. Fungsinya adalah agar tema utama sebuah karya menjadi jelas terlihat.
Fokus perhatian dapat dibuat dengan berbagai cara, misalnya membuat aksentuasi
(pengecualian) atas bentuk yang seragam, perbedaan ukuran, perbedaan warna, dan
lain sebagainya.
GARIS
Jika sebuah
titik bergerak, maka jalan yang dilaluinya membentuk garis. Penampilan garis
mempunyai panjang tanpa lebar, mempunyai kedudukan dan arah, kedua ujungnya
berupa titik.
Melukis pada awalnya melakukan kegiatan mencoret-coretkan garis-garis, antara garis-garis lurus, garis lengkung, atau garis bergelombang yang dipadukan dalam keteraturan komposisi yang artistik dan estetik.Garis dapat dibuat dengan berbagai kemungkinan seperti
Melukis pada awalnya melakukan kegiatan mencoret-coretkan garis-garis, antara garis-garis lurus, garis lengkung, atau garis bergelombang yang dipadukan dalam keteraturan komposisi yang artistik dan estetik.Garis dapat dibuat dengan berbagai kemungkinan seperti
- garis
lurus : berkesan cepat dan tegas
- garis
sedikit bergelombang : berkesan kurang cepat dan kurang tegas
- garis
bergelombang agak rapat : berkesan lembut
- garis
bergelombang rapat : berkesan lebih lembut
Garis dapat
kita perlakukan dengan bebas sesuai kehendak kita.Jika garis saling berhubungan
satusama lain, dapat juga membentuk sebuah bidang.sebuah bidang mempunyai
panjang dan lebar, tanpa tebal; mempunyai kedudukan dan arah yang dibatasi oleh
garis.
Setiap bidang yang dihasilkan akan membentuk raut, yaitu penampilan diri yang utama dari suatu benda.Raut bidang beraneka ragam dan dapat dikelompokkan sebagai berikut :
Setiap bidang yang dihasilkan akan membentuk raut, yaitu penampilan diri yang utama dari suatu benda.Raut bidang beraneka ragam dan dapat dikelompokkan sebagai berikut :
- Raut
bidang geometri : dibuat secara sistematis
- Raut
bidang organik : dibatasi oleh lengkung bebas yang mengesankan pertumbuhan
- Raut
bidang bersudut: dibatasioleh beberapa garis lurus yang secara matematis
tidak berhubungan
- Raut
bidang tak beraturan : dibatasi oleh garis lurus dan garis lengkung
matematis tidak berhubungan
- Raut
bidang tarikan tangan : berupa kaligrafi dibuat dengan tangan dengan bebas
- raut
bidag kebetulan : dihasilkan secara kebetulan karena pengaruh bahan atau
proses khusus




0 komentar:
Posting Komentar